“Aku ingin begini, aku ingin begitu..
Ingin ini, ingin itu, banyak sekali…..
Semua semua semua dapat di kabulkan
Ahahah, ada yang masih ingat syair lagu di atas?
Yaaap, generasi 90’an pasti ingat lagu dari kartun fenomenal
yang satu ini, serial Doraemon yang selalu menenami saat kita masih anak-anak
dulu… Ooh, jika mengingat usia, rasanya sekarang sudah gak lagi muda yah
ternyata,,, :D
Doraemon datang jauh-jauh dari masa depan ke abad masa lalu
untuk menjadi sahabat sekaligus penolong seorang anak yang very very bad,
selalu datang terlambat ke sekolah, dapat nol dalam ulangan harian, menjadi
bahan olokan teman-teman, cengeng, lemah, dan aaah sudahlah… Anak ini namanya
adalah Nobita… Nobi nobita… =))
Dalam film kartun legendaris yang biasanya tayang minggu
pagi ini, kita sering kali melihat Nobita ketika bolos sekolah karena terlambat
akan menghabiskan waktunya di bukit belakang sekolah, menikmati pemandangan kota
dari atas Bukit, kadang juga bermain dengan teman-temannya Suneo, Giant,
Sizuka, di atas bukit, dan juga kalau Nobita dapat nilai ulangan jelek di
sekolah, dia akan mengubur lembar ulangannya
di bukit tersebut… Sangat tidak heran, bukit yang menjadi tempat Nobita
meluangkan waktu ini, adalah bukit yang sangat indah… Dari atas sana, kita bisa
melihat seluruh isi kota. Apalagi, ketika gelap tiba, hamparan kota yang
menyalakan lampu-lampu di malam hari, sangat sangaat memanjakan mata… B-)
Atas
dasar kesamaan ini pula lah nama Nobita dijadikan destinasi wisata yang
diabadikan di sebuah bukit di daerah Kampung Jua, Lubuk Begalung, Kota Padang,
yaitu Bukit Nobita… Padahal sih, kalau ditelusuri dari cerita warga setempat,
nama asli bukit ini adalah Bukit Tigo Tungku Sajarangan sebab di puncak sana
terdapat tiga buah batu yang mengelilingi satu pohon besar.
Waktu itu, minggu, 25 januari 2015, aku dan segerombolan
teman-teman mengunjungi Bukit Nobita. Berbekal motor-motoran ala cabe
diterongin, kita datang ke sana. Hari sudah senja pukul lima sore, karena kita
mau melihat sunset dari bukit dan moment Kota Padang bertabur bintang… Gak
sulit untuk menuju lokasinya, karena dari jalan raya by pass sudah terlihat
spanduk selamat datang di bukit Nobita dan menuju titik lokasi kira-kira 5 km.
Kemudian setelah tiba di lokasi, kita akan bertemu tukang parkir dan membayar
retribusi masuk, totalnya 8000 rupiah (parkir 5000, masuk 3000). Dari tempat
parkir kita akan tracking ke atas bukit, lumayan juga butuh tenaga karena
kemiringannya sekitar 45 derajat, makanya sebelum berangkat harus siapkan energi
dulu yah… Tapi tenang, bagi yang gak sempat, disini juga banyak yang jualan
kok, meskipun demikian setelah berbelanja, perut kalian yang udah kenyang sampe buncit,
pleaseee, sampahnya jangan dibuang sembarangan yaah…!!!
#NyampahSembaranganGakAsik >:/ >:/ >:/
Warga sekitar sangat antusias sepertinya dengan kemunculan
Bukit Nobita yang menjadi tempat wisata baru yang fenomenal di kampung mereka,
sehingga akses jalan menuju bukit diperbaharui dan dibuat mudah dengan
bambu-bambu pegangan di salah satu sisi agar wisatawan yang kecakepan seperti
saya eeeh maksudnya kecapekan bisa pegangan dulu di bambu sambil narik nafas… seandainya pegangan itu terbuat dari tangan
wanita… aku betah berlama-lama memegangnya… :D
Sampai di atas bukit, kalian akan mendapatkan batu-batu
besar yg bisa digunakan untuk spot melihat pemandangannya… sayang, batu ini
selalu penuh berisi wisatawan, sehingga hamparan tanah dan ilalang adalah yang
tersisa untuk duduk-duduk melihat Kota Padang dari ketinggian kira-kira 900
mdpl. Jangan lupa aja bawa alas duduk ya kalau gak mau kotor… Meskipun lesehan
di tanah, bukan suatu masalah, karena dari manapun kita duduk, seisi kota bisa
terlihat, semua pemandangan tersaji hangat… Melihat matahari terbenam,
bukit-bukit hijau, pabrik semen padang, kampus Unand, lautan, jajaran rumah
penduduk, semua amazing terlihat…
Luar biasa kereeeen deh pokoknya…
Luar biasa kereeeen deh pokoknya…
Semua penat dan letih terbayarkan sesampainya kita di atas
Bukit Nobit…
Huuuuhf, puas menyaksikan sunset, pemandangan lautan dan
perbukitan, tatanan kota dengan gemerlap cahaya, sungguh Padang benar-benar
menyihir wisatawan yang berkunjung kesini.
O yaa, sebelum
elo-elo pada mau kesini, jangan lupa bawa senter ya untuk penerang,
pakai sepatu atau sandal gunung agar tidak slip saat berjalan, jangan kayak
teman kita nih yang pake sepatu kets walhasil kepleset terus saat mendaki atau
menurun… (aku juga sih sebenarnya… ahahahahahaha)
Sampai jumpa di kisah berikutnya. :D \m/ \m/ \m/
Haha, ado siluet poto 'gondrong'gagah wk..
BalasHapus